
Pesisir Jawa Timur, dengan garis pantainya yang panjang dan ekosistem mangrove serta padang lamun yang luas, memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim melalui blue carbon. Blue carbon adalah karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem pesisir dan laut seperti mangrove, padang lamun, dan rawa payau. Ekosistem ini jauh lebih efisien dalam menyimpan karbon dibandingkan hutan terestrial, menjadikannya aset krusial dalam memerangi pemanasan global. Di tahun 2025, fokus pada konservasi dan restorasi ekosistem blue carbon di Jawa Timur akan semakin intensif.
Proyek-proyek restorasi mangrove di sepanjang pesisir utara dan selatan Jawa Timur, yang melibatkan masyarakat lokal, tidak hanya bertujuan untuk menyerap karbon tetapi juga melindungi garis pantai dari abrasi, menyediakan habitat bagi biota laut, dan mendukung mata pencaharian nelayan. Selain itu, potensi pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan, seperti budidaya perikanan yang terintegrasi dengan ekosistem mangrove atau pariwisata ekologis berbasis pesisir, akan semakin digalakkan.
Tantangan yang ada meliputi tekanan dari pembangunan pesisir, polusi laut, dan perubahan iklim itu sendiri. Namun, dengan adanya kebijakan pemerintah yang kuat, partisipasi aktif masyarakat pesisir, dan potensi pendanaan dari skema karbon global, Jawa Timur berkesempatan menjadi percontohan dalam pemanfaatan blue carbon sebagai solusi iklim berbasis alam yang sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi biru yang berkelanjutan di tahun 2025.