
Energi Biogas dari Limbah Peternakan di Jawa Timur: Membangun Kemandirian Energi Pedesaan
Sektor peternakan adalah bagian penting dari perekonomian Jawa Timur, namun limbah kotoran ternak seringkali menjadi masalah lingkungan. Di tahun 2025, pemanfaatan limbah peternakan untuk produksi biogas akan semakin dioptimalkan sebagai solusi ganda: mengatasi masalah limbah sekaligus menciptakan kemandirian energi di pedesaan. Biogas adalah gas metana yang dihasilkan dari fermentasi limbah organik, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, penerangan, bahkan menggerakkan generator listrik skala kecil. Teknologi ini sangat relevan untuk daerah pedesaan di Jawa Timur yang mungkin belum sepenuhnya terjangkau jaringan listrik PLN atau masih bergantung pada bahan bakar subsidi.
Program-program pemerintah dan organisasi non-pemerintah telah banyak menginisiasi pembangunan instalasi biogas komunal di desa-desa sentra peternakan sapi atau kambing. Peternak tidak hanya mendapatkan sumber energi gratis dan bersih, tetapi juga menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi dari sisa fermentasi (slurry).
Ini menciptakan ekonomi sirkular di tingkat pedesaan, mengurangi emisi gas rumah kaca dari limbah ternak, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tantangan utama adalah biaya investasi awal instalasi biogas yang mungkin masih dirasa tinggi bagi individu, serta perlunya edukasi dan pendampingan teknis berkelanjutan. Namun, dengan adanya skema pembiayaan yang inovatif dan dukungan teknis yang kuat, potensi biogas di Jawa Timur akan terus berkembang di tahun 2025, menjadi model kemandirian energi yang berkelanjutan dari desa.